Jakarta — Startup SaaS untuk UMKM, majoo, mengumumkan penguatan layanan omnichannel sebagai bagian dari strategi ekspansi setelah berhasil menggalang pendanaan besar. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mendukung digitalisasi mendalam para pelaku UMKM di Indonesia.
Dana Segar untuk Ekspansi Produk
Majoo diketahui telah meraih pendanaan US$ 10 juta pada putaran Seri A, yang dipimpin oleh AC Ventures bersama investor lainnya seperti Quona Capital, BRI Ventures, dan Xendit.
Sebelumnya, majoo juga telah memperoleh total sekitar US$ 9 juta dalam pendanaan pra-Seri A untuk mempercepat pengembangan toko online instan dan integrasi marketplace.
Dengan suntikan modal ini, majoo akan memperdalam fitur omnichannel dan memperkuat penetrasi pasar para pelaku UMKM ke saluran online.
Apa Itu Layanan Omnichannel Majoo?
Layanan omnichannel dari majoo memungkinkan UMKM untuk mengelola penjualan dari berbagai saluran — baik toko fisik maupun online — dalam satu dasbor.
Lewat integrasi dengan marketplace seperti Tokopedia, Shopee, GrabFood, dan lainnya, majoo menyatukan manajemen pesanan, stok barang, pengiriman, dan laporan keuangan secara real time.
Hal ini memangkas kebutuhan UMKM untuk berpindah-pindah aplikasi dan mengurangi risiko kesalahan pencatatan manual.
Ekosistem Layanan yang Lebih Kuat
Selain omnichannel, majoo juga memperluas layanan pendukungnya melalui majooPay, majooCapital, majooSupplies, majooAds, majooFranchise, dan majooCare.
- majooCapital menyediakan akses permodalan hingga Rp 2 miliar tanpa agunan, dengan tenor fleksibel hingga 36 bulan.
- majooSupplies memudahkan UMKM dalam pengadaan bahan baku dengan metode pembayaran jangka (TOP) dan pengantaran rutin.
- majooPay mendukung pembayaran digital via e-wallet, QRIS, dan paylater.
Layanan terpadu ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan UMKM dalam ekosistem digital berkelanjutan.
Dampak terhadap UMKM
Menurut data internal majoo, platform mereka kini telah menjangkau lebih dari 45.000 UMKM di sekitar 600 kota di Indonesia.
Fitur omnichannel menjadi kunci agar UMKM tidak hanya menjangkau pelanggan online, tetapi juga menjaga efisiensi operasional dengan tetap mengelola toko fisik mereka. Dengan begitu, mereka bisa lebih fleksibel merespons perilaku konsumen yang semakin omnipresent (baik online maupun offline).
Visi Majoo ke Depan
Adi Wahyu Rahadi, Founder & CEO majoo, menyatakan bahwa pendanaan ini akan dipakai tidak hanya untuk ekspansi produk, tetapi juga untuk memperkuat tim – terutama di bagian engineering dan pengembangan produk.
Majoo berambisi menjadi mitra strategis UMKM dalam perjalanan transformasi digital — dari catatan kasir sederhana hingga ekosistem manajemen bisnis yang komprehensif.
Tantangan dan Harapan
Meski potensi besar, tantangan tetap ada. Integrasi berbagai marketplace bukan tanpa risiko, mulai dari sinkronisasi stok hingga manajemen logistik. Selain itu, adopsi teknologi oleh UMKM tradisional memerlukan pendampingan agar tidak hanya sekadar “pindah ke online”, tetapi benar-benar bisa mengoptimalkan semua fitur.
Namun, dengan model bisnis SaaS + modal segar + ekosistem layanan lengkap, majoo memiliki pijakan kuat untuk mewujudkan visinya memperkuat UMKM Indonesia di era digital.