Indonesia Jadi Negara Pertama dengan Sistem Ketertelusuran Perikanan Berstandar Global

Jakarta — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan bahwa Indonesia resmi menjadi negara pertama di dunia yang mengoperasikan sistem ketertelusuran perikanan nasional yang sesuai dengan standar internasional Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST).

Sistem tersebut bernama STELINA (Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional). Melalui STELINA, data penting sepanjang rantai pasok perikanan — mulai dari kapal penangkap ikan, lokasi tangkapan, metode penangkapan, hingga proses pengolahan dan distribusi — dicatat secara digital.

Menurut Machmud, Plt. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, penerapan standar GDST pada STELINA menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil menciptakan sistem traceability yang kredibel dan akuntabel. Ia menambahkan bahwa pengakuan ini penting untuk memperkuat akses produk perikanan Indonesia ke pasar global, di mana konsumen dan mitra dagang semakin menuntut transparansi asal-usul produk.

Sistem GDST menetapkan sejumlah Key Data Elements (KDE), seperti lokasi tangkapan, izin kapal, metode penangkapan, dan pendaratan ikan yang harus dicatat agar rantai pasok bisa dipantau secara transparan.

KKP kemudian menggandeng organisasi internasional untuk memperkuat implementasi STELINA. Sebagai bagian dari pengembangan sistem, KKP bekerja sama dengan SEAFDEC (Southeast Asian Fisheries Development Center) dan JICA (Japan International Cooperation Agency) mengadakan pelatihan di Surabaya pada awal November 2025.

Menurut keterangan KKP, ke depan STELINA akan diperluas ke sentra perikanan di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kepercayaan pasar internasional, tetapi juga mendorong hilirisasi industri perikanan nasional dan menambah nilai tambah bagi produk perikanan lokal.

Selain itu, sejak versi kedua STELINA diluncurkan, sistem ini sudah mampu berintegrasi dengan platform lain berstandar GDST, memungkinkan pertukaran data antar mitra di dalam dan luar negeri.

Pencapaian ini mendapat pujian dari komunitas perikanan internasional. Huw Thomas, Direktur Eksekutif GDST, menyatakan bahwa Indonesia telah menunjukkan kepemimpinan global dalam penerapan digital traceability di tingkat pemerintah, menjadi contoh bagi negara lain.

Dari sisi pasar ekspor, sistem STELINA diharapkan meningkatkan kepercayaan pembeli internasional terhadap produk perikanan Indonesia, karena informasi traceability yang lengkap dapat membuktikan bahwa produk perikanan dihasilkan dari praktik yang legal, berkelanjutan, dan transparan.

Dengan keberhasilan ini, KKP menegaskan kembali komitmennya terhadap ekonomi biru (blue economy) dan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan — dengan harapan Indonesia tidak hanya menjadi produsen besar, tetapi juga pemimpin dalam inovasi traceability perikanan global.

 

Penulis: Dewi Anggraini | Editor: Rizky Maulana

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top