Jakarta — Menjelang tahun 2026, mayoritas pimpinan perusahaan global menunjukkan optimisme tinggi terhadap kondisi bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi dunia. Laporan State of the C‑Suite dari International Workplace Group (IWG) mencatat bahwa 95% CEO merasa yakin prospek bisnis akan terus membaik. Bahkan 84% percaya kondisi ekonomi global akan lebih stabil dibandingkan tahun ini.
Namun, optimisme itu tidak membuat para eksekutif puncak melepas disiplin anggaran. 100% CEO menyatakan pengendalian biaya menjadi prioritas utama agar kinerja perusahaan tetap terjaga menghadapi tantangan global. Langkah ini telah memicu penghematan anggaran oleh para CFO hingga rata‑rata 10% pada 2025.
Dalam upaya mempertahankan efisiensi dan daya saing, teknologi menjadi andalan. Kecerdasan buatan (AI) kini dipandang sebagai alat penting untuk menekan biaya operasional hingga 20–40%, sementara model kerja fleksibel berpotensi memangkas biaya fasilitas kantor sampai 55%. Hal ini membuka ruang bagi perusahaan untuk mengalihkan anggaran ke investasi strategis seperti inovasi produk dan pengembangan SDM.
Menurut laporan IWG, lebih dari 83% eksekutif senior menyebut investasi pada AI, otomatisasi, dan peningkatan produktivitas sebagai fokus utama di tahun depan. Selain itu, banyak karyawan yang merasakan manfaat AI dalam pekerjaan sehari‑hari, dengan rata‑rata penghematan waktu hingga 55 menit per hari berkat pemanfaatan teknologi tersebut.
Perubahan besar juga terlihat dalam pola kerja. Perusahaan kini tidak lagi terikat pada konsep kantor pusat konvensional. 83% CEO memberikan fleksibilitas lokasi kerja, mulai dari rumah, ruang kerja dekat rumah, hingga kantor pusat, dengan alasan beragam seperti waktu perjalanan yang lebih singkat, akses ke talenta yang lebih luas, hingga kesejahteraan karyawan. Sebagian CEO bahkan mempertimbangkan skema sewa jangka pendek dan bergabung dengan jaringan ruang kerja fleksibel (co‑working space).
Mark Dixon, Founder and CEO IWG, menegaskan bahwa perkembangan model kerja ini merupakan strategi penting untuk meningkatkan produktivitas serta kepuasan karyawan. Menurutnya, kerja fleksibel tidak hanya menurunkan biaya, tetapi juga membantu perusahaan menarik dan mempertahankan bakat terbaik di pasar global.
Dengan optimisme yang kuat dan strategi efisiensi berbasis teknologi serta fleksibilitas kerja, para pemimpin bisnis global berharap dapat menghadapi tantangan dan peluang yang semakin dinamis di tahun 2026.