IHSG November 2025 Ditutup Melemah, Investor Asing Catat Net Sell Rp 1,02 Triliun

Indeks Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan bulan November 2025 melemah, ditutup di level 8.508,71 setelah turun 37,16 poin (‑0,43%) pada Jumat (28/11).

Meskipun demikian, secara kumulatif sepanjang bulan November, IHSG sebenarnya mencatat penguatan sebesar sekitar 4,22% dari posisi di akhir Oktober sebesar 8.163,87.

Aksi Asing: Net Sell Besar

Pelemahan akhir bulan ini bersanding dengan aksi jual bersih (net sell) yang signifikan dari investor asing. Total net sell asing tercatat Rp 1,02 triliun di seluruh pasar.

  • Di pasar reguler, net sell mencapai Rp 912,51 miliar.
  • Sedangkan di pasar negosiasi, asing masih mencatat net sell Rp 107,92 miliar.

Saham‑saham yang mencatat penjualan asing terbesar hari itu antara lain:

  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sekitar Rp 590,9 miliar
  • PT MD Entertainment Tbk (FILM) sekitar Rp 226,5 miliar
  • PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sekitar Rp 155,9 miliar
Dinamika IHSG November: Fluktuatif, Tapi Masih Menguat

Bulan November menunjukkan karakter fluktuatif bagi IHSG:

  • Di awal bulan, indeks sempat menguat — misalnya pada 3 November, IHSG naik sekitar 1,36% ke level 8.275,08, ditopang aksi beli asing dengan net buy Rp 1,03 triliun.
  • Namun belakangan di penghujung bulan, aksi jual asing mulai mendominasi, memukul indeks.

Dengan demikian, meski hari terakhir melemah, secara total bulan ini tetap dalam zona hijau — mencerminkan bahwa meskipun ada tekanan dari aksi jual asing, masih terdapat kekuatan beli pada periode lain yang menopang IHSG.

Implikasi & Perspektif ke Depan

Penutupan November dengan net sell asing besar mengindikasikan bahwa pelaku asing sedang melakukan penyesuaian portofolio — kemungkinan mencari likuiditas atau mengambil keuntungan.

Bagi investor domestik, ini menghadirkan peluang, karena koreksi harga akibat jual asing terkadang bisa membuka ruang bagi saham‑saham dengan valuasi menarik untuk dibeli kembali. Namun, tetap perlu dicermati bahwa volatilitas bisa meningkat jika aksi jual berlanjut.

Ke depan, sentimen global — seperti kondisi ekonomi dunia, suku bunga global, serta nilai tukar rupiah — kemungkinan akan memainkan peran penting dalam pergerakan IHSG.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top