Perbandingan Penjualan dan Target Produksi Emas 2025: UNTR, MDKA, AMMN, dan BRMS

Jakarta — Sejumlah emiten tambang dan pertambangan yang memiliki lini bisnis emas sedang memperbarui target produksi dan penjualan mereka di tahun 2025. Proyeksi optimistis ini muncul di tengah tren kenaikan harga emas global. Berikut perbandingan empat perusahaan besar: PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Target Produksi dan Penjualan

  • UNTR menaikkan target penjualan emas menjadi 240.000 ons troi pada 2025, meningkat dari 235.000 ons troi di 2024.
  • MDKA menetapkan target konservatif di kisaran 100.000–110.000 ons troi emas untuk 2025.
  • AMMN memasang target produksi emas sebesar sekitar 90.000 ons pada 2025, meskipun perusahaan sedang memasuki masa transisi tambang (fase 7 ke fase 8).
  • BRMS menargetkan produksi naik ke sekitar 75.000 ons troi pada 2025 — naik dari produksi tahun lalu di kisaran 55.000–60.000 ons.
Realitas dan Optimisme di Tengah Harga Emas Naik

Kenaikan harga emas global menjadi katalis utama langkah perusahaan-perusahaan ini. Harga emas yang sempat menembus level tinggi mendorong optimisme bahwa target produksi dan penjualan bisa tercapai — atau bahkan terlampaui.

Misalnya, UNTR menyatakan yakin bahwa target 240.000 ons troi bisa dicapai jika kondisi produksi dan penjualan terus berjalan sesuai ekspektasi.

Sementara itu, MDKA melihat proyek tambang dan struktur biaya produksi yang kompetitif sebagai faktor pendukung targetnya.

Bagi AMMN, meskipun menghadapi fase transisi tambang, mereka tetap berharap harga emas global yang tinggi akan membantu menjaga kinerja.

Dan untuk BRMS, level target 75.000 ons troi mencerminkan ambisi meningkatkan produksi seiring dengan proyek ekspansi dan optimisme terhadap harga emas global.

Catatan & Tantangan

Meski prospek positif, sejumlah analis mengingatkan bahwa realisasi target masih bergantung pada beberapa faktor kunci: harga emas dunia yang fluktuatif dan biaya operasional tambang.

Selain itu, bagi perusahaan seperti AMMN yang tengah dalam fase transisi tambang, kualitas bijih dan efisiensi operasional menjadi tantangan tersendiri untuk menjaga output emas tetap optimal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top